Review Teleskop Celestron Astromaster 130 EQ-MD, Teleskop Reflektor Harga 5 Jutaan
06 November 2018
Add Comment
Berawal dari keinginan saya melihat objek jarak jauh, timbullah keinginan untuk membeli peralatan optik seperti teropong binokuler dan monokuler. Awalnya saya membelinya secara online dan alat peneropong pertama saya adalah teropong bajak laut yang memiliki pembesaran 25 kali, lalu karena redup saya membeli binokuler yang lebih jernih. Saya sangat takjub melihat ke langit malam, ternyata ada banyak bintang bertebaran yang tidak bisa ditangkap oleh mata telanjang. Berawal dari situ, saya mulai mencoba membeli teleskop yang lebih mahal supaya bisa melihat planet. Karena ada sisa-sisa dollar yang saya dapat dari ngontes di 99d. Akhirnya saya bernikan diri untuk beli teleskop reflektor yang konon bisa untuk melihat nebula dan objek redup lainnya. Saya pilih Celestron Astromaster 130 EQ MD karena apperturenya cukup besar dengan fitur2 penunjang lainnya dan ada di pasar Indonesia.
Demikian cerita singkat saya mengapa memilih CAM 130EQ. Selanjutnya, marilah kita kita bahas mengenai peforma teleskop ini. Pertama tama akan saya tampilkan spesifikasi teleskop Celestron 130 EQ:
Optical Design | Newtonian Reflector
Aperture |130mm (5.11")
Focal Length | 650mm (25.6")
Focal Ratio | f/5
Focal Length of Eyepiece 1 | 20mm (.78") with built-in erect image corrector
Magnification of Eyepiece 1 | 33x
Focal Length of Eyepiece 2 | 10mm (.4") standard
Magnification of Eyepiece 2 | 65x
Finderscope | Built-on StarPointer
Star Diagonal | None
Highest Useful Magnification | 307x
Lowest Useful Magnification | 19x
Limiting Stellar Magnitude | 13.1
Resolution (Rayleigh) | 1.07 arc seconds
Resolution (Dawes) | .89 arc seconds
Light Gathering Power (Compared to human eye) | 345x
Optical Coatings | Aluminum
Optical Tube Length | 610mm (24")
Mount Type | CG-3 Equatorial
Tripod | 1.25" steel tube legs
Software | Starry Night Basic Edition
Included Accessories | Optical tube, Tripod, Accessory tray, 2 eyepieces (20mm with built-in erect image corrector and a 10mm).
Sebenarnya tabung teleskop ini cukup besar namun karena tripodnya diperpanjang jadi kesannya agak kecil. Panjang tabungnya setengah meter lebih dan berat sebelah, di bagian belakang lebih berat karena berisi cermin yang tebal. Dibagian depan terdapat cermin datar yang berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin cekung besar di belakang.
Sebelum menggunakan teleskop reflektor sperti CAM 130 eq ini, harus dikolimasi dahulu. Apa itu? kolimasi ibarat orang menyetel kunci gitar, sedangkan diteleskop berguna supaya cahaya yang masuk dapat lurus dan sejajar dengan cermin sehingga gambar yang dihasilkan jelas dan mudah difokuskan. Untuk mengkolimasi silakan gunakan laser collimator yang bisa dibeli di internet. Di belakang cermin primer dan sekunder sudah ada baut yang bisa dikencangkan atau dikendorkan untuk menyesuaikan kemiringan dan arah dari cermin tersebut.
Sayangnya cermin sekunder ini terlalu besar menurut saya, sehingga cahaya yang masuk terhalangi sebesar 15%. Tapi jika difokuskan tingkat keredupan ini tidak akan terasa, sangat beda dengan Celestron Powerseker 144eq yang memiliki cermin sekunder kecil namun badan yang agak panjang. Mungkin dikarenakan focal leght yang lebih pendek, sehingga membutuhkan cermin sekunder agak besar untuk memantulkan semua cahaya dari cermin primer.
Dari segi peforma memang teleskop ini menawarkan gambar yang sangat jernih, saya dapat melihat planet Jupiter dengan corak atmosfernya yang samar-samar, planet saturnus dengan cincinnya, dan planet mars. Terlebih jika melihat bulan, cahaya yang dihasilkan sangat menyilaukan sehingga bisa membuat mata sakit bila terlalu lama. Maklum kekuatan pengumpulan cahayanya mencapai 345x kekuatan manusia. Jadi objek yang terang menjadi sangat terang. Teleskop ini tidak disarankan untuk melihat matahari secara langsung karena bisa mengakibatkan kebutaan, sehingga harus menggunakan sun filter.
Berikut beberapa hasil jepretan dari teleskop Celestron 130 EQ saya menggunakan kamera pocket Nikon.
Mungkin hasilnya kurang jelas, karena saya baru pemula di dunia astrofotografi apalagi hanya didukung kamera poket murahan yang sangat minim fitur. Jika kamu ingin menggeluti astrofotografi saya sarankan untuk membeli kamera dslr. Tapi jika dilihat langsung gambarnya lebih jelas dari ini. Banyak faktor yang menyebabkan gambar planet yang buram, 1, karena kolimasi yang kurang pas, 2, faktor atmosfer, 3, kurang pas dalam memutar fokuser, 4, karena polusi cahaya. Kebetulan saya berada di daerah pinggir jalan perkotaan sehingga gambar yang dihasilkan kurang memuaskan. Usahakan untuk mencari tempat yang gelap seperti pedesaan atau pegunungan yang minim lampu saat melakukan aktifitas peneropongan.
Dari segi tripod, sebenarnya cukup kuat karena terbuat dari stainless steel namun bila diperpanjang maka kekuatannya akan berkurang dan gampang goyang jika terkena getaran.
Dari segi mountingnya juga sangat kokoh, karena juga terbuat dari besi, sayangnya karena terlalu berat membuat pegangan bautnya untuk seting arah Latitude kendor dan harus diangkat terlebih dahulu saat diputar. Kelebihan mounting jenis cg-3 adalah bisa diarahkan sesuai gerakan langit, jika kita bisa menseting latitude ke arah kedua kutub bumi maka kita tinggal tarik tuas slow motion RA dan DEC yang lentur secara perlahan untuk mencari objek langit tanpa mengubah posisi yang lain. Bila ingin mengikuti gerakan objek langit tinggal memutar tuas slow motion RA secara perlahan lebih bagus lagi jika menggunakan motor drive, otomatis akan memutor tuas RA secara perlahan sesuai kecepatan rotasi bumi.
Paket dalam dus teleskop ini juga dilengkapi dengan software starry night. Tapi karena membingungkan software ini tidak saya gunakan, saya memilih menggunakan aplikasi android stellarium untuk mencari letak objek langit.
Saya beli teleskop ini di Indonesia via online dengan harga 5 jutaan. Sayangnya agak ada penyok di tabungnya namun tidak berpengaruh pada gambar. Dan sampai sekarang teleskop ini mulai soak fokusernya, karena pernah saya lepas untuk mengencangkan tapi hasilnya malah goyang terutama saat diputar.
Menurut saya teleskop ini cocok untuk astronom amatir sebelum ke arah profesional. Sudah dilengkapi oleh Erecting Eyepiece 20 mm untuk melihat objek darat, dan 10 dan 6 mm eyepiece yang menawarkan 108 kali pembesaran. Jika ingin besar lagi silakan beli barlow untuk melipatgandakan pembesaran, tapi gambar akan lebih redup dan agak blur terutama jika melewati higgest useful magnification 307x.
Dan inilah hasil peneropongan menggunakan teleskop Celestron 130eq ini, masih menggunakan kamera biasa, bisa lebih bagus lagi dengan DSLR
Demikian review saya tentang teleskop ini, semoga dapat bermanfaat dalam menentukan sebelum membeli teleskop. Happy stargazing....!
Demikian cerita singkat saya mengapa memilih CAM 130EQ. Selanjutnya, marilah kita kita bahas mengenai peforma teleskop ini. Pertama tama akan saya tampilkan spesifikasi teleskop Celestron 130 EQ:
Optical Design | Newtonian Reflector
Aperture |130mm (5.11")
Focal Length | 650mm (25.6")
Focal Ratio | f/5
Focal Length of Eyepiece 1 | 20mm (.78") with built-in erect image corrector
Magnification of Eyepiece 1 | 33x
Focal Length of Eyepiece 2 | 10mm (.4") standard
Magnification of Eyepiece 2 | 65x
Finderscope | Built-on StarPointer
Star Diagonal | None
Highest Useful Magnification | 307x
Lowest Useful Magnification | 19x
Limiting Stellar Magnitude | 13.1
Resolution (Rayleigh) | 1.07 arc seconds
Resolution (Dawes) | .89 arc seconds
Light Gathering Power (Compared to human eye) | 345x
Optical Coatings | Aluminum
Optical Tube Length | 610mm (24")
Mount Type | CG-3 Equatorial
Tripod | 1.25" steel tube legs
Software | Starry Night Basic Edition
Included Accessories | Optical tube, Tripod, Accessory tray, 2 eyepieces (20mm with built-in erect image corrector and a 10mm).
Gambar diatas merupakan penampakan teleskop setelah aku rangkai, Abaikan yang besi diatasnya, karena itu hanya alat penyangga kamera, akesoris tambahan yang saya beli terpisah. |
Tampak bagian depan teleskop yang berisi cermin datar yang berbentuk oval dan miring ke arah focuser tube. Disangga oleh 4 lengan yang sama panjang supaya cermin sekunder pas di tengah. |
Sayangnya cermin sekunder ini terlalu besar menurut saya, sehingga cahaya yang masuk terhalangi sebesar 15%. Tapi jika difokuskan tingkat keredupan ini tidak akan terasa, sangat beda dengan Celestron Powerseker 144eq yang memiliki cermin sekunder kecil namun badan yang agak panjang. Mungkin dikarenakan focal leght yang lebih pendek, sehingga membutuhkan cermin sekunder agak besar untuk memantulkan semua cahaya dari cermin primer.
Dari segi peforma memang teleskop ini menawarkan gambar yang sangat jernih, saya dapat melihat planet Jupiter dengan corak atmosfernya yang samar-samar, planet saturnus dengan cincinnya, dan planet mars. Terlebih jika melihat bulan, cahaya yang dihasilkan sangat menyilaukan sehingga bisa membuat mata sakit bila terlalu lama. Maklum kekuatan pengumpulan cahayanya mencapai 345x kekuatan manusia. Jadi objek yang terang menjadi sangat terang. Teleskop ini tidak disarankan untuk melihat matahari secara langsung karena bisa mengakibatkan kebutaan, sehingga harus menggunakan sun filter.
Berikut beberapa hasil jepretan dari teleskop Celestron 130 EQ saya menggunakan kamera pocket Nikon.
bulan |
saturnus |
mars |
jupiter |
Mungkin hasilnya kurang jelas, karena saya baru pemula di dunia astrofotografi apalagi hanya didukung kamera poket murahan yang sangat minim fitur. Jika kamu ingin menggeluti astrofotografi saya sarankan untuk membeli kamera dslr. Tapi jika dilihat langsung gambarnya lebih jelas dari ini. Banyak faktor yang menyebabkan gambar planet yang buram, 1, karena kolimasi yang kurang pas, 2, faktor atmosfer, 3, kurang pas dalam memutar fokuser, 4, karena polusi cahaya. Kebetulan saya berada di daerah pinggir jalan perkotaan sehingga gambar yang dihasilkan kurang memuaskan. Usahakan untuk mencari tempat yang gelap seperti pedesaan atau pegunungan yang minim lampu saat melakukan aktifitas peneropongan.
Dari segi tripod, sebenarnya cukup kuat karena terbuat dari stainless steel namun bila diperpanjang maka kekuatannya akan berkurang dan gampang goyang jika terkena getaran.
Dari segi mountingnya juga sangat kokoh, karena juga terbuat dari besi, sayangnya karena terlalu berat membuat pegangan bautnya untuk seting arah Latitude kendor dan harus diangkat terlebih dahulu saat diputar. Kelebihan mounting jenis cg-3 adalah bisa diarahkan sesuai gerakan langit, jika kita bisa menseting latitude ke arah kedua kutub bumi maka kita tinggal tarik tuas slow motion RA dan DEC yang lentur secara perlahan untuk mencari objek langit tanpa mengubah posisi yang lain. Bila ingin mengikuti gerakan objek langit tinggal memutar tuas slow motion RA secara perlahan lebih bagus lagi jika menggunakan motor drive, otomatis akan memutor tuas RA secara perlahan sesuai kecepatan rotasi bumi.
Paket dalam dus teleskop ini juga dilengkapi dengan software starry night. Tapi karena membingungkan software ini tidak saya gunakan, saya memilih menggunakan aplikasi android stellarium untuk mencari letak objek langit.
Saya beli teleskop ini di Indonesia via online dengan harga 5 jutaan. Sayangnya agak ada penyok di tabungnya namun tidak berpengaruh pada gambar. Dan sampai sekarang teleskop ini mulai soak fokusernya, karena pernah saya lepas untuk mengencangkan tapi hasilnya malah goyang terutama saat diputar.
Menurut saya teleskop ini cocok untuk astronom amatir sebelum ke arah profesional. Sudah dilengkapi oleh Erecting Eyepiece 20 mm untuk melihat objek darat, dan 10 dan 6 mm eyepiece yang menawarkan 108 kali pembesaran. Jika ingin besar lagi silakan beli barlow untuk melipatgandakan pembesaran, tapi gambar akan lebih redup dan agak blur terutama jika melewati higgest useful magnification 307x.
Dan inilah hasil peneropongan menggunakan teleskop Celestron 130eq ini, masih menggunakan kamera biasa, bisa lebih bagus lagi dengan DSLR
Demikian review saya tentang teleskop ini, semoga dapat bermanfaat dalam menentukan sebelum membeli teleskop. Happy stargazing....!
0 Response to "Review Teleskop Celestron Astromaster 130 EQ-MD, Teleskop Reflektor Harga 5 Jutaan"
Post a Comment